Darmayasa,25 Mei 2022 | 11:01 WIB- Ahir-ahir ini masyarakat Indonesia atau peternak hewan di hebohkan dengan adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi dan kambing yang sudah mewabah di sebagian kota/kabupaten di indonesia tak terkecuali di Wilayah Kabupaten Banjarnegara. Kepala Desa Darmayasa menuturkan bahwa Di Desa Darmayasa sendiri sudah terkonfirmasi penyakit tersebut ada 8 ekor sapi yang gejala nya mirip dengan gejala PMK. Dengan viralnya penyakit tersebut Pemdes Darmayasa berkerja sama dengan Para peserta KKN IAIN Pekalongan mengadakan sosialisasi tentang hal tersebut dengan menghadirkan Narasumber dari dinas terkait dari Kabupaten Banjarnegara.
Mengenal apa itu Penyakit mulut dan kuku disingkat PMK merupakan penyakit hewan menular yang menyerang hewan berkuku belah baik hewan ternak maupun hewan liar seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa/kijang, onta dan gajah. Penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi. Di dunia internasional, penyakit PMK disebut foot and mouth disease yang disingkat dengan FMD. Penyakit PMK atau FMD disebabkan oleh virus yang dinamai virus penyakit mulut dan kuku (virus PMK) atau foot and mouth diseases virus (FMDV). Virus ini masuk dalam famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus.
Dr.Anton selaku petugas penyuluh menjelaskan,berikut ciri-ciri hewan ternak yang terinfeksi PMK:
1.Demam hingga 39-41 derajat Celcius
2.Pembengkakan kelenjar, terutama di daerah mandibula/rahang bawah
Terdapat luka di sekitar mulut, moncong, gusi, kuku, hingga ambing atau payudara
Produksi air liur tinggi
3.Hewan ternak kesulitan menelan makanan
4.Hewan tidak mau makan
5.Hewan bernapas dengan cepat dan kesulitan berdiri.
6.Luka pada kuku mengakibatkan kuku ternak terlepas.
Ternak dengan gejala di atas akan dengan mudah menularkan PMK ke ternak lainnya, baik melalui medium udara atau kontak langsung.
Oleh karena itu, apabila ternak mengalami sejumlah gelaja PMK segera lakukan karantina ternah dan semprot kandang dengan desinfektan.dan tidak mendatangkan hewan ternak dari luar daerah.
Adapun ternak yang terinfeksi akan diberikan penanganan khusus, yakni berupa vitamin dan obat-obatan sebagaimana yang saat ini tengah dilakukan.
Cara mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK)
Dikutip dari situs Pemerintah Kabupaten Bogor, berikut ini cara mencegah PMK:
A. Pencegahan dengan cara Biosekuriti:
Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans.
Pemotongan pada hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan-hewan yang kemungkinan kontak dengan agen PMK.
Desinfeksi asset dan semua material yang terinfeksi (perlengkapan kandang, mobil, baju, dll.)
Musnahkan bangkai, sampah, dan semua produk hewan pada area yang terinfeksi.
Tindakan karantina.
B. Pencegahan dengan cara medis
Untuk daerah tertular :
Vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant
Kekebalan 6 bulan setelah dua kali pemberian vaksin, sebagian tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.
Untuk daerah bebas (Indonesia) :
Pengawasan lalu lintas ternak
Pelarangan pemasukan ternak dari daerah tertular
Pengobatan dan pengendalian
Pemotongan dan pembuangan jaringan tubuh hewan yang terinfeksi.
Kaki yang terinfeksi di terapi dengan chloramphenicol atau bisa juga diberikan larutan cuprisulfat.
Injeksi intravena preparat sulfadimidine juga disinyalir efektif terhadap PMK.
Selama dilakukan pengobatan, hewan yang terserang penyakit harus dipisahkan dari hewan yang sehat (dikandang karantina terpisah dari kandang hewan sehat).
Hewan tidak terinfeksi harus ditempatkan pada lokasi yang kering dan dibiarkan bebas jalan-jalan serta diberi pakan cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.
Pada kaki hewan ternak yang sehat diolesi larutan Cuprisulfat 5 persen setiap hari selama satu minggu, kemudian setelah itu terapi dilakukan seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk pencegahan PMK pada ternak sapi.
Tak hanya mengobati ternak yang terinfeksi, petugas juga memastikan bahwa kandang yang ditinggali oleh ternak tersebut steril dan aman digunakan.
Penyeterilkan kandang dilakukan dengan menyemprotkan desinfektan ke seluruh kandang dan area pemeliharaan.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan petugas untuk menangani PMK:
Menyiapkan vaksin PMK
Pendataan jumlah harian ternak terinfeksi PMK
Penetapan lockdown di tingkat desa/kelurahan
Pemusnahan ternak yang terkonfirmasi PMK secara terbatas
Memberikan antibiotik, vitamin, dan penguat imun ternak
Mendistribusikan obat-obatan, desinfektas, dan petugas kesehatan ke wilayah yang tercatat kasus
Pembatasan dan pengawasan ketat, baik melalui lalu lintas ternak, pasar, dan rumah potong hewan
Pembentukan gugus tugas di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten
Mengedukasi peternak terkait pengendalian dan pencegahan PMK
Pengawasan masuknya hewan ternak di wilayah perbatasan dari negara lain yang belum bebas PMK oleh Badan Karantina Pertanian.
Satu pertanyaan yang muncul adalah apakah virus penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak bisa menular ke manusia? Pertanyaan ini muncul dari kekhawatiran virus corona, yang menjadi penyebab COVID-19, diduga berawal dari hewan liar dan lalu melompat ke manusia dan menyebar ke seluruh dunia.
Untuk menjawab masalah tersebut, kami bertanya pada perugas penyuluh terkait penyakit infeksi dan peneliti sains veteriner. Mereka menyatakan bahwa penularan virus penyebab PMK ke manusia kemungkinannya sangat kecil. Penyakit ini lebih banyak menimbulkan masalah dari sisi bisnis peternakan dan industri yang terkait, ketimbang kesehatan masyarakat.
PMK tidak menular ke manusia
Dr.anton petugas penyuluh, mengatakan PMK merupakan penyakit hewan ternak yang menular antarhewan, Walaupun begitu,masyarakat di himbau untuk berhati-hati dan waspada agar penyakit tersebut tidak tertular pada hewan lewat manusia. Dan juga dalam hal mengolah daging wajib dengan cara yang baik dan benar apa lagi ini menjelang hari raya kurban.dan juga dr anton menghimbau agar daging segera di olah dengan segara merebusnya kemudian dalam hal pembagian kurban nantinya,agar segera di distribusikan di rekomendasikan agar tidak lebih dari 5 jam. Terahir kata dr.anton warga masyarakat untuk tidak PANIK.
Docunentasi :
Alhamdulillah semoga ada solusi untuk. peternakan desa Darmayasa ada solusi untuk mencegah atau mengobati. Virus tersebut. Aamiin