asia, bathing, cambodia-1793425.jpg

Sejarah Desa Darmayasa

Pada jaman dahulu di desa Gaplok ‡ Tahun 1.850, ada seorang saudagar pedagang pakaian bernama Mbah Saripah bar mengambil barang dagangan dari semarang dengan mengendarai kuda (umbal). Tiba tiba di tengah perjalanan dia dihadang oleh perampok (begal) berjumlah 4 orang dan mau merampok harta benda/barang daganganya. Namun karena mbah Saripah tahu bahwa ada perampok (begal), Mbah Saripah menyuruh kudanya untuk berjalan terlebih dahulu lalu mbah Saripah berpura-pura istirahat sembari minum air kelapa muda dan ternyata sebenarnya Mbah Saripah sedang membaca mantra (matek aji), sehingga perampok tersebut tidak bisa bergerak/lumpuh karena terkena mantra tersebut dan Mbah Saripah melanjutkan perjalanannya. Setelah jauh dari perampok tersebut Mbah Saripah merasa berdosa karena telah membuat para perampok lumpuh. Kemudian Mbah Saripah membaca mantranya kembali untuk menyembukan para perampok tersebut. Namun tak disangka malah perampok tersebut kembali mengejar Mbah Saripah, dan Mbah Saripah kembali membaca mantra untuk melumpuhkan perampok tersebut sampai terjadi tiga kali. Dan pada akhirnya dalam keadaan lumpuh kembali para perampok tersebut meminta maaf kepada Mbah Saripah dan meminta tolong agar disembuhkan dari lumpuhnya. Setelah itu para perampok bertanya kepada Mbah Saripah, siapa namanya dan dari desa mana, Lalu dia menjawab ” Nama saya Saripah dari desa Gaplok” dan perampok tersebut pun pulang. Enam bulan berlalu para perampok tersebut bersama dengan 40 orang temanya datang ke desa Gaplok menemui Mbah Saripah dengan membawa oleh-oleh berupa padi, lesung, alu dan tampah yang diberikan kepada Mbah Saripah untuk menumbuk padi. Sejak saat itu para perampok bertaubat dan menjadi sahabat mbah Saripah. Pada Tahun 1875 seorang anak dari Mbah saripah yang Bernama Raben mengetahui bahwa lesung, alu dan tampah yang selalu digunkan untuk menumbuk padi tersebut adalah pemberian/ kenang-kenangan (tilas) dari para perampok, maka pada akhirnya raben berniat mengganti nama Desa Gaplok disesuaikan dengan keadilan yang dialami oleh orang tuanya (Mbah saripah) menjadi DARMAYASA, yang berasal dari kata DARMA = Memberi dan YASA = Kenang-kenangan (tilas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *